Saturday, 30 August 2014
Manfaat Marah dan Tertawa Bagi Kesehatan
Menurut Charles Spielberger, Ph.D., seorang ahli psikologi yang mengambil 3 spesialisasi studi tentang marah menyatakan bahwa marah adalah sesuatu prilaku yang normal dan sehat yakni sebagai salah satu bentuk ekspresi emosi manusia.
Seperti bentuk emosi lainnya, marah juga diikuti dengan perubahan psikologis dan biologis. Ketika seseorang marah, denyut nadi dan tekanan darah meningkat, begitu juga dengan level hormon, adrenalin, dan noradrenalin.
Sementara Mark Gorkin, seorang konsultan pencegah stress dan kekerasan, membagi marah dalam empat kategori; marah yang disengaja, marah spontan (marah yang dilakukan secara tiba-tiba), marah konstruktif (marah yang disertai ancaman terhadap orang lain) dan marah destruktif (marah yang ditumpahkan tanpa rasa bersalah).
Marah juga merupakan satu bentuj komunikasi. Karena adakalanya orang lain baru mengerti maksud yang ingin disampaikan ketika seseorang marah. Bentuk penyampaian marah bisa berbeda-beda bergantung pada lingkungan dan kondisi sosial budaya yang membentuknya.
Di Jepang, orang sering diam saat marah karena memang orang-orang Jepang tidak terbiasa mengekspresikan perasaannya. Berbeda dengan orang Amerika yang lebih berterus terang mengungkapkan perasaannya.
Marah adalah manusiawi. Marah yang bisa berdampak buruk adalah marah yang tidak dapat dikelola. Sebaliknya bila seseorang mampu mengelola amarahnya dengan tepat, maka ekspesi kemarahanya justru akan menyehatkan. Hal ini sudah terbukti pada sebuah penelitian yang menyatakan marah akan lebih baik dari memendam perasaan jengkel.
Bagaimana marah yang menyehatkan itu? Yakni marah yang beralasan yang bukan karena faktor subjek semata. Lontarkan kemarahan atau kejengkelan dengan sewajarnya saja. Sampaikan, penyebab utama kejengkelan itu.
Bukan marah yang sekedar menuruti emosi yang meledak-ledak, kemudian melampiaskanna melalui kata-kata, ekspresi, dan perlakuan yang kasar karena dapat merugikan orang lain. Untuk itu, dalam keadaan marah seseorang harus mengedepankan rasio. Sehingga kemarahan itu terjadi lebih terkendali.
Tetawa
Tertawa bermanfaat untuk kesehatan. Tertawa melepaskan energi positif yang menstimulasi otak untuk melepaskan pemikiran-pemikiran negatif maupun depresi yang dialami tubuh.
Menurunnya tingkat depresi pada tubuh menyebabkan sistem kekebalan tubuh pun meningkat secara otomatis sehingga tubuh terasa lebih segar dan sehat.
Ketika tertawa, tubuh akan menghasilkan hormon endorphine yang memberikan rasa nyaman bagi tubuh (sebagai penenang alami). Tertawa dapat meredakan stress bahkan dapat membuat orang lebih awet muda.
Tertawa juga dipercaya dapat bermanfaat untuk membantu proses penyembuhan atas suatu penyakit yang tengah diserita. Dengan tertawa perdaran darah dalam tubuh akan lancar, kadar oksigen dalam darah meningkat. Selain itu, tekanan darah akan normal.
Tertawa yang sehat adalah yang lepas, gembira dan dilakukan dengan sepenuh hati. Ketika tertawa, otot-otot di sekitar wajah pun mendapat stimulasi. Sehingga dapat sekaligus untuk senam wajah, mengendurkan ketegangan otot-otot di wajah. (ans: uck/elz)
Friday, 29 August 2014
Manfaat Bermain Teka Teki Silang dan Tetris mencegah Alzheimer
Menurut hasil penelitian terbaru yang dipresentasikan pada Alzheimer Association International Conference di Denmark, orang berusia paruh baya yang senang bermain game dapat meningkatkan kemampuan otaknya.
Orang yang suka bermain permainan seperti teka-teki silang, tetris, kartu, dan permainan yang mengasah otak lainnya dikatakan oleh peneliti cenderung memiliki massa otak yang lebih besar dibandingkan dengan orang yang tidak suka bermain.
"Ini sama seperti melihat massa otot seseorang, buruk jika massanya kecil dan bagus jika massanya besar," kata Dr Laurel Coleman dari Maine Medical Center Geriatric Assessment Center, seperti dikutip dari CNN.
Para peneliti malihat otak partisipan dengan menggunakan alat pemindai kepala. Peneliti menemukan bagian otak tentu yang rawan terserang penyakit alzheimer pada pemain game ternyata lebih besar dari orang biasa. Hal tersebut dikatakan oleh peneliti dapat menjadi petunjuk untuk memperlambat atau bahkan menghindari alzheimer.
Sampai saat ini penyakit alzheimer tidak dapat dicegah, diobati, atau ditunda. Ilmuan di dunia sedang berusaha untuk menemukan cara untuk mendeteksi dan mencegah penyakit tersebut.
Berkaitan dengan temuan baru tersebut, Coleman menyarankan untuk mencampur terapi. Lakukan kegiatan yang menstimulasi otak seperti belajar bahasa baru atau beralih bacaan dari membaca nonfiksi ke fiksi. Lakukan hal apapun yang mempunyai tantangan untuk fungsi kognitif otak.
"Kami tidak bisa bilang kalau hal tersebut akan menyembuhkan Anda dari Alzheimer. Tapi yang jelas aktivitas tersebut dapat membantu otak Anda," tutup Coleman. (ans: dtc)
Manfaat Air Kelapa dan Minyak Kelapa
Air dan minyak kelapa sama-sama memiliki manfaat kesehatan. Seberapa bermanfaatkah?
"Air kelapa sekarang banyak dijajankan sebagai cairan yang sangat membantu mengatasi masalah dehidrasi. Air kelapa kurang memiliki gula dibandingkan dengan jus buah dan lebih mengandung mineral seperti kalium, natrium, magnesium, dan kalsium," jelas ahli gizi Sally Norton dari Glen Hospital Bristol, Inggris, mengutip femalefirst.
Sally menjelaskan bahwa minum air kelapa setelah olahraga ringan dan olahraga berat sangat dianjurkan. Ia mengatakan, "jika telah melakukan olahraga ringan, tapi tidak ada cukup protein atau karbohidrat dan jika menjalani olahraga berat lebih dari 1 jam."
"Pada akhirnya, air kelapa yang mengandung kalori ini harus diminum murni untuk dehidrasi, itu lebih baik," imbuh dia, yang pendiri vaista.com tersebut.
Soal minyal kelapa, dia mengatakan, "Minyak kelapa lebih populer dan dapat digunakan untuk memanggang dan baking.
Memiliki profil gizi mirip mentega karena memiliki kandungan lemak jenuh tinggi, minyak kelapa jelas kurang berbahaya bagi kesehatan, terutama jenis lemak jenuh yang terkandung di dalam minyak. (ans: ic/bh)
Wednesday, 27 August 2014
Manfaat Berjalan Tanpa Alas Kaki
Kaki merupakan salah satu bagian penting dari tubuh manusia yang digunakan untuk melakukan aktivitas. Kaki juga merupakan tumpuan seseorang untuk dapat berdiri tegak dengan penopangnya yaitu rangka. Bagian tubuh ini sangat sensitif dan bisa berpengaruh pada organ vital yang ada di dalam tubuh. Secara medis sudah dibuktikan bahwa kaki adalah titik-titik organ vital seperti, otak, jantung, paru-paru, ginjal, pankreas, hati, dll yang teraktifasi melalui tekanan yang diberikan dalam melakukan aktivitas. Tak heran jika penyembuhan dari sebagian penyakit adalah dengan melakukan terapi berjalan.
Pada masa kerajaan dan dinasti pada abad sesudah Masehi, sebagian besar penghuni istana dan penduduk tidak menggunakan alas kaki dalam aktivitas mereka. Para prajurit dan raja hanya memakai alas kaki yang hanya melindungi telapak kaki dari kotoran dan terbuat dari karet atau pelepah pohon. Kesegaran jasmani dan rohani pun dirasakan sehingga umur mereka bisa mencapai ratusan tahun.
Tanpa Alas Kaki
Para peneliti dari German telah melakukan penelitian khasiat dari berjalan tanpa alas kaki. Mereka melakukan nya di atas rumput atau tanah atau bebatuan dengan khasiat memperlancar sirkulasi darah, menguatkan otot-otot betis, menjaga bentuk alami kaki, menenangkan sistem syaraf, kelainan (cacat) pada kaki dan lain-lain. Mereka sudah menjadikan hal tersebut sebagai sesuatu yang perlu dan melakukannya ketika sedang di rumah dan rekreasi.
Namun, berjalan dengan sepatu terutama berlari bisa menyebabkan tekanan pada sisi-sisi kaki yang bisa menghambat peredaran darah. Jika peredaran darah sudah terhambat, maka organ lain tidak bisa bekerja dengan maksimal karena supplai darah yang kurang. Terutama untuk alas kaki tumit tinggi (high heels) dan sejenisnya yang bentuk alas kakinya mengangkat tumit.. Survey menunjukkan bahwa orang yang menggunakan alas kaki yang seperti itu, cenderung cepat lelah dan mengalami ketegangan otot bisep dan trisep yang ada di kaki. Tulang-tulang di kaki seperti Femur (tulang betis), Tarsalis (tulang telapak kaki), serta Metatarsal dan Falagus (tulang jari-jari) bisa terhambat pertumbuhannya terutama untuk remaja berusia 12-19 tahun.
Menurut penelitian di tahun 2000 bahwa anak-anak yang sering memakai sepatu baik ketika berada di rumah, mengakibatkan mereka memiliki Bowleg (kaki O) dan mengalami penyakit kaki yang tiga kali lipat seperti kram, kesemutan, pegal-pegal, lutut berbunyi, tidak tahan berlari, dan pergeseran sendi/tulang kaki. Sebaliknya berjalan tanpa alas kakidapat membantu anak-anak untuk mengobati penyakit kaki datar (Flat Feet), mengobati Arthritis (radang sendi) dan menghindari dini serangan genetik (keturunan) maupun penyakit degeneratif (mengganggu sistem tubuh).
Tak hanya untuk anak-anak, orang dewasa dan lanjut usia juga disarankan berjalan tanpa alas kaki dan memakai alas kaki yang nyaman dan sehat. Alas kaki juga tidak boleh terus menerus membungkus kaki karena tidak masuknya oksigen ke pori-pori kulit di kaki dan bisa menyebabkan munculnya jamur jika kondisi higienis perorangannya buruk.
Orang dewasa dianjurkan untuk menjaga ketahan tulang agar osteoporosis dan proses penuaan tidak cepat terjadi, selain mengkonsumsi makanan yang berkalsium, olahraga yang teratur juga diperlukan dalam menstabilkan energi yang dikeluarkan. Olahraga yang dianjurkan adalah olahraga berjalan tanpa alas kaki terutama untuk ibu hamil dan lansia. Pada masa seperti itu, seseorang membutuhkan tenaga ekstra dari biasanya agar memperlancar proses persalinan untuk ibu hamil dan merangsang organ-organ vital tetap bekerja untuk lanjut usia.
Ketika kaki menyentuh tanah tanpa adanya pembatas, maka detoksifikasi pun terjadi. Hal ini dikarenakan bumi atau tanah alami memiliki muatan ion negatif yang berperan dalam mendetoksifikasi tubuh, mengurangi efek peradangan, menyeimbangkan siklus hormon dan irama fisiologis serta memberi rasa tenang dan nyaman apalagi ketika seseorang berada di taman atau pantai. Mereka akan merasakan ketentraman pikiran dan meningkatkan kinerja otak yang mungkin selama ini begitu lelah atau dipaksa bekerja. Sinar matahari yang menembus lapisan kulit dan pancaran sinarnya saat pagi hari juga ikut bekerjasama dalam memberikan nutrisi untuk organ di dalam tubuh.
Mereka yang menderita penyakit rematik sangat dianjurkan untuk berjalan diatas bebatuan tanpa alas kaki. Penyakit rematik adalah penyakit persendian yang sering kram/kesemutan yang biasanya menyerang masyarakat lanjut usia sehingga mengakibatkan kaki susah untuk bejalan atau digerakkan. Obat ini juga bisa dilakukan oleh mereka yang sedang depresi dan stress berat.
Oleh sebab itu, Para dokter ahli menganjurkan masyarakat untuk olahraga pagi hari khususnya olahraga ringan seperti berjalan dan berlari untuk semua usia dan jenis kelamin. Selain untuk pengobatan juga untuk pencegahan timbulnya atau makin parahnya suatu penyakit. (ans: Syafriana Sitorus)
Tuesday, 26 August 2014
Jumlah Bau yang Bisa Dicium Hidung Manusia
Orang seringkali mengatakan manusia dapat membedakan hanya sekitar 10 ribu bau berbeda.
Namun , sebuah penelitian terbaru menunjukkan hidung dapat mencium sekitar 1 trilyun bau berbeda. "Temuan ini memberi sebuah inferioritas kompleks tentang indra penciuman kita", kata Leslie Vosshall, seorang peneliti penciuman dari Universitas Rockefeller dai New York seperti di lansir LiveScience.Dalam literatur ilmiah dan populer dikatakan bahwa hidung manusia dapat mencium 10 ribu bau berbeda. Hanya saja sedikit penelitian yang benar-benar menguji kebenarannya. Namun, dalam studi terbaru ini, para peneliti menduga hidung manusia dapat mencium lebih banyak dari 10 ribu bau berdasarkan fakta bahwa hidung memiliki 400 reseptor penciuman. Menguji kebenaran orang bisa mencium 10 ribu aroma yang berbeda atau lebih akan menjadi tugas yang mustahil. Oleh karena itu, Visshall dan rekannya menguji sub set bau dalam kombinasi yang berbeda dan memperkirakan jumlah bau yang dapat dibedakan hidung manusia. Para peneliti menciptakan campuran dari 128 molekul bau yang berbeda.
Molekul-molekul ini menyerupai seperti rumput atau jeruk, tetapi semuanya digabungkan, maka akan tercium bau yang berbeda (asing). Kemudian mereka meminta relawan untuk mengidentifikasinya. Hasil penelitian menunjukkan manusia dapat mencium setidaknya 1 trilyun bau yang berbeda. (ans: Ant)
Varises atau Varices
Varises atau Varices adalah pembuluh darah balik (vena) yang melebar dan berkelok-kelok akibat gangguan (hambatan) aliran darah. Hal ini lantaran ketidakmampuan katub (klep) vena dalam mengatur aliran darah. Akibatnya aliran darah yang seharusnya mengalir lancar ke arah jantung, mengalami hambatan dan terjadi arus balik sebagian aliran darah dalam pembuluh darah vena, sehingga pembuluh darah vena melebar dan berkelo-kelok.
Varices terutama terjadi pada tulang tungkai, namun varices juga dapat terjadi pada daerah "anorektal" (haemorrhoid), esofagus, dan juga pada daerah sekeliling buah pelir (varicocele), yang akan dibahas kali ini adalah varices pada tungkai bawah.
Diperkirakan varices pada ektremitas bawah terjadi pada satu diantara lima orang di dunia. Kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita dan orang yang pekerjaannya menuntut untuk berdiri lama. Varices lebih sering dijumpai pada usia lebih tua, Kelainan ini tidak hanya menimbulkan masalah kosmetik tetapi juga dapat menimbulkan masalah yang lebih serius.
Adapun faktor resiko untuk timbulnya suatu varices antara lain:
1.Faktor keturunan
Varices biasanya terjadi saat dewasa akibat perubahan hormon dan bertambahnya berat badan. Ditunjukkan dengan terjadinya penyakit yang sama pada beberapa anggota keluarga dan gambaran varices pada usia remaja, kemungkinan besar disebabkan faktor keturunan.
2.Kehamilan
Meningkatnya hormon "progesteron" dan bertambahnya berat badan saat hamil yang menyebabkan kaki semakin terbebani, akibatnya aliran darah dari kaki, tungkai, pangkal paha dan perut bagian bawah pun terhambat.
3.Kurang Gerak
Gaya hidup perkotaan yang kurang gerak, menyebabkan otot sekitar pembuluh darah vena tidak mampu memompa darah secara maksimal.
4.Faktor Berdiri lama
Berdiri terlalu lama membuat kaki terlalu berat menahan tubuh dan memperparah beban kerja pembuluh vena dalam mengalirkan darah. Pada posisi tersebut tekanan vena 10 kali lebih besar, sehingga vena akan teregang diluar batas kemampuan elastisitasnya sehingga terjadi inkompetensi pada katup. Bila pekerjaan mengharuskan banyak berdiri, usahakan untuk tidak berdiri dengan posisi statis (diam), tapi tetap bergerak. Misalnya dengan berjalan di tempat, agar otot tungkai dapat terus bekerja memompa darah ke jantung.
5.Obesitas
Hal ini dihubungkan dengan tekanan "Hidrostatik" yang meningkat akibat peningkatan volume darah serta kecendrungan jeleknya struktur penyangga vena.
6.Faktor Usia
Pada usia lanjut, insiden varices akan meningkat. Dinding pembuluh vena menjadi lemah serta menjadi tipis, disamping itu akan terdapat atrofi otot betis sehingga tonus otot menurun.
Keluhan awal yang paling sering ditemukan pada penderita varices adalah rasa gatal dan bengkak (berat) pada tungkai bawah (betis), terutama setelah berdiri lama atau duduk terlalu lama. Keluhan akan berkurang bila penderita berbaring dengan posisi kaki ditinggikan, akan tetapi keluhan yang sering membawa penderita ke dokter adalah masalah kosmetik, karena tampak pelebaran vena ditungkai bawah.
Kebanyakan terapi varises dilakukan diatas indikasi kosmetik dan dilakukan secara konservatif. Tetapi konservatif yaitu terapi dengan penggunaan "elastic stocking", terapi lainnya adalah terapi dengan suntikan "sklerosis" (sclerotheraphy) yang dapat diberikan pada varices yang kecil. Bila terapi konservatif gagal atau bila terjadi tukak, pendarahan ataupun thrombosis, maka terapi harus lebih agresifdan dilakukan tindakan pembedahan.
Terapi pembedahan yaitu dengan cara "ligasi" (pengikatan) dan "eksisi" (pengangkatan) vena yang mengalami varices, ada juga beberapa teknik lain yang cukup baru saat ini yakni "radiofrequency ablation" dan "endovenous laser ablation".
Adapun beberapa langkah dalam mencegah timbulnya varices antara lain:
1.Makan makanan bergizi dan olahraga teratur.
2.Hindari berdiri terlalu lama. Sedapat mungkin melakukan relaksasi jika dalam aktifitas sehari-hari dituntut berdiri lama.
3.Hindari terlalu lama duduk dengan kaki menyilang. Posisi ini dapat menghambat aliran darah dari tungkai ke arah jantung.
4.Hindari pemakaian bawah yang terlalu ketat.
5.Jika sedang berpergian jauh, usahakan meluruskan kaki secara berkala dan memijit-mijit tungkai sehabis berpergian. (als: dr.Sudibio)
Kadar Gula Darah yang Rendah bisa Merusak Kebahagian Perkawinan
Kadar gula darah yang rendah ternyata tidak baik bagi kebahagiaan perkawinan pasangan suami-istri. Pasalnya, rendahnya kadar gula bikin pasangan lebih cenderung mudah marah dan agresif. Temuan-temuan itu berdasarkan eksperimen-eksperimen terhadap 107 pasangan suami-istri yang diminta memantau level glukaosa mereka sebelum sarapan pagi dan tidur setiap hari selama 21 hari.
Selain itu, penaliti memberi pasangan tersebut boneka voodoo yang mewakili pasangan mereka berikut 51 jarum. Mereka kemudian diminta bahwa, setiap penghujung hari dalam periode selama 3 pekan, mereka secara rahasia harus menusukkan jarum-jarum yang mengindikasikan betapa marahnya mereka pada teman hidup mereka.
Ternyata semakin rendah level gula darah pasangan maka makin banyak jarum yang ditusukkan suami atau istri pada boneka tersebut. "Ketika level gula darah mereka rendah, mereka menjadi lebih mudah marahdan melampiaskannya pada boneka yang mewakili pasangan mereka", papar ketua tim studi Brad Bushman dari Ohio State University.
"Bahkan mereka yang melaporkan memiliki hubungan baik dengan pasangan mereka berpeluang lebih besar untuk menyatakan kemarahan jika level glukosa mereka lebih rendah."
Setelah menjalani eksperimen itu, para pasangan tersebut dibawa ke sebuah laboratorium tempat (mereka dipisahkan dalam ruang yang berbeda) mereka diberitahu harus main game komputer melawan pasangan.
Setiap kali menang, mereka diberitahu bahwa mereka harus memutuskan seberapa keras suara yang akan dibuat dalam headphone pasangan mereka dan seberapa lama. Hal itu akhirnya sebetulnya tak tejadi, dan mereka tak betul main melawan pasangan melainkan lawan komputer yang memungkinkan mereka menang sekira 50 persen dari waktu permainan.
Begitupun hasil-hasil itu menunjukkan bahwa orang dengan level gula darah yang rata-rata lebih rendah pada petang itu "mengirim" suara lebih keras dan lebih lama ke pasangan mereka.
Lagi pula, analisis lebih lanjut menemukan bahwa orang yang menusukkan jarum pada boneka dengan jumlah lebih banyak lebih besar kemungkinannya mengirim ledakan suara lebih keras dan lebih lama.
"Kami menemukan sebuah hubungan jelas antara dorongan berlaku agresif seperti terlihatdengan boneka dan prilaku agresif sebenarnya", jelas Bushman.
Dia menambahkan, glukosa berfungsi sebagai bahan bakar bagi otak, sebuah organ yang mengkonsumsi sekira 20 persen dari kalori kita walau itu cuma dua persen dari berat badan kita.
Pengendalian diri diperlukan untuk mengatasi kemarahan dan dorongan bersikap agresif membutuhkan energi yang sebagian diberikan oleh glukosa, catat peneliti tersebut.
"Ini cumma advis sederhana tapi berhasil: sebelum ada melakukan pembicaraan yang sulit dengan pasangan anda, pastikan anda tidak sedang lapar". Temuan-temuan ilmiah tersebut dipublikasikan dalam jurnal Proceeding of the National Academy of Sciences. (ans: afp/bh)
Selain itu, penaliti memberi pasangan tersebut boneka voodoo yang mewakili pasangan mereka berikut 51 jarum. Mereka kemudian diminta bahwa, setiap penghujung hari dalam periode selama 3 pekan, mereka secara rahasia harus menusukkan jarum-jarum yang mengindikasikan betapa marahnya mereka pada teman hidup mereka.
Ternyata semakin rendah level gula darah pasangan maka makin banyak jarum yang ditusukkan suami atau istri pada boneka tersebut. "Ketika level gula darah mereka rendah, mereka menjadi lebih mudah marahdan melampiaskannya pada boneka yang mewakili pasangan mereka", papar ketua tim studi Brad Bushman dari Ohio State University.
"Bahkan mereka yang melaporkan memiliki hubungan baik dengan pasangan mereka berpeluang lebih besar untuk menyatakan kemarahan jika level glukosa mereka lebih rendah."
Setelah menjalani eksperimen itu, para pasangan tersebut dibawa ke sebuah laboratorium tempat (mereka dipisahkan dalam ruang yang berbeda) mereka diberitahu harus main game komputer melawan pasangan.
Setiap kali menang, mereka diberitahu bahwa mereka harus memutuskan seberapa keras suara yang akan dibuat dalam headphone pasangan mereka dan seberapa lama. Hal itu akhirnya sebetulnya tak tejadi, dan mereka tak betul main melawan pasangan melainkan lawan komputer yang memungkinkan mereka menang sekira 50 persen dari waktu permainan.
Begitupun hasil-hasil itu menunjukkan bahwa orang dengan level gula darah yang rata-rata lebih rendah pada petang itu "mengirim" suara lebih keras dan lebih lama ke pasangan mereka.
Lagi pula, analisis lebih lanjut menemukan bahwa orang yang menusukkan jarum pada boneka dengan jumlah lebih banyak lebih besar kemungkinannya mengirim ledakan suara lebih keras dan lebih lama.
"Kami menemukan sebuah hubungan jelas antara dorongan berlaku agresif seperti terlihatdengan boneka dan prilaku agresif sebenarnya", jelas Bushman.
Dia menambahkan, glukosa berfungsi sebagai bahan bakar bagi otak, sebuah organ yang mengkonsumsi sekira 20 persen dari kalori kita walau itu cuma dua persen dari berat badan kita.
Pengendalian diri diperlukan untuk mengatasi kemarahan dan dorongan bersikap agresif membutuhkan energi yang sebagian diberikan oleh glukosa, catat peneliti tersebut.
"Ini cumma advis sederhana tapi berhasil: sebelum ada melakukan pembicaraan yang sulit dengan pasangan anda, pastikan anda tidak sedang lapar". Temuan-temuan ilmiah tersebut dipublikasikan dalam jurnal Proceeding of the National Academy of Sciences. (ans: afp/bh)
Obat Herbal Tiongkok Kalahkan Obat Modern untuk Mengatasi Penyakit Radang Sendi
"Sebuah studi menemukan, obat herbal Tiongkok bernama Thunder God Vine (Anggur Dewa Guntur) ternyata lebih mujarab ketimbang obat farmasi yang banyak dipergunakan untuk meredakan radang sendi rematik".
Obat herbal itu telah lama digunakan di Tiongkok untuk mengatasi penyakit autoimun yang bisa melumpuhkan penderita. Penyakit tersebut biasanya menyerang sendi-sendi tangan dan kaki.
Obat itu dalam bahasa Mandarin dikenal dengan nama "lei gong teng" dan dikenal kalangan ahli botani sebagai Tripterygium wilfordii Hook F.
Ekstrak herbal itu telah memicu minat pada laboratorium obat karena mengandung ratusan senyawa, termasuk molekul menarik bernama diterpenoids yang diyakini meredakan peradangan dan respon imun.
Dalam sebuah studi yang dipublikasikan dalam Jurnal Inggris BMJ Open, para periset China merekrut 207 pasien penderita radang sendi rematik dan memberi mereka obat ramu-ramuan tadi; obat methorexate (dipasarkan dengan nama Rheumatrex atau Trexall); atau kombinasi keduanya.
Setelah enam bulan, para pasien diperiksa dokter dan juga ditanyai apakah mereka merasakan sesuatu perubahan.
Tanda membaiknya keadaan pasien itu disebut ACR 50 (diambil nama dari American College of Rheumatology) yang mengindikasikan kondisi membaik sebesar 50 persen dari sendi-sendi yang sakit atau bengkak dan kriteria lain seperti nyeri dan disabilitas.
Dari 174 pasienyang menyelesaikan pengujian obat tersebut, 55 persen dari mereka yang menggunakan obat herbal mendapat ACR 50, dibanding 46 persen diantara mereka yang diobati dengan hanya "methotrexate" saja.
Namun kondisi paling menggembirakan didapati diantara orang dalam kelompok yang menggunakan kombinasi herbal "methotrexate": hampir 77 persen dari mereka mencapai takaran perbaikan ACR 50.
Beberapa pengujian terdahulu (tapi berskala kecil) yang melibatkan "thunder god vine" menemukan kemujaraban obat tersebut dibanding obat mirip "placebo"dan anti-peradangan bernama "sulfasalazine". Namun sebagian dari riset itu juga melemahkan potensi efek samping dari herbal tersebut.
Studi terkini itu menyebutkan bahwa efek samping kali ini hampir sama dikalangan pengguna herbal dan "methodrexate", yakni utamanya pengguna mulas. Diantara pasien dalam kelompok herbal, sebagian perempuan mengalami haid tidak teratur.
Penelitian itu, yang dipimpin Xuang Zhang, pakar rematologi di Peking Union Medical College Hospital di Beijing, mengaku beberapa keterbatasan.
Salah satunya adalah dokter-dokter yang menangani pasien, dan pasien itu sendiri, mengetahui obat apa yang mereka minum, walaupun pakar luar dilibatkan untuk memverifikasi hasil-hasil studi itu.
Keterbatasan lainnya adalah pengujian itu terlalu singkat, untuk mengetahui untuk mengetahui apakah obat herbal tersebut menghambat progres penyakit itu bukannya meredakan "symptomnya". Kelemahan ketiga adalah dosis "methotrexatae" dibatasi hanya 12,5 miligram sepekan. "Ini standar di Asia, walaupun di Barat yang lazim adalah penggunaan dosis lebih tinggi", papar studi itu. (ans: afp/bh)
Subscribe to:
Posts (Atom)