|

Thursday, 4 September 2014

Arah Pandangan Bisa Mengungkapkan Perasaan



Hasil riset baru menunjukkan bahwa arah pandangan bisa mengungkapkan perasaan.
Menurut hasil penelitian, pandangan pasa wajah cenderung mengindikasikan perasaan cinta romantis sedangkan pandangan ke tubuh berhubungan dengan hasrat seksual.

Pandangan yang mengungkap perasaan ini bisa berlangsung kurang dari setengah detik, kata Stephanie Cacioppo, Direktur High-Performance Electrical Neuro Imaging Laboratory di University of Chicago, penulis hasil studi itu.

Meski masih sedikit ilmu yang diketahui tentang cinta pada pandangan pertama atau bagaimana orang jatuh cinta, ia menjelaskan, pola respon ini memberikan petunjuk pertama tentang bagaimana proses perhatian otomatis terjadi.

"Seperti tatapan mata, bisa membedakan perasaan cinta dari perasaanmenginginkan orang asing," kata Cacioppi dan koleganya dan dipublikasikan dalam Journal of Sexual Medicine.

Studi yang baru menguji apakah para peneliti bisa mengidentifikasi perbedaan antara perasaan cinta dan nafsu berdasarkan data lacak-mata.

Pada tes pertama, para peneliti menunjukkan 120 foto hitam putih pada 16 mahasiswa heterosksual di University of Geneva di Swiss. Setiap foto menggambarkan satu pasangan heteroseksual saling berinteraksi.

Dalam tes kedua, para mahasiswa melihat 40 foto orang menarik yang jenis kelaminnya berbeda dengan mereka. Para peneliti tidak menggunakan gambar erotis atau orang telanjang dalam percobaan mereka.

Peserta dalam kedua pengujian itu secara cepat dan tepat melaporkan apakah mereka merasakan cinta dan nafsu setelah melihat gambar-gambar itu. Menurut para peneliti, pandangan berhubungan dengan cinta dan nafsu dalam waktu yang sama, menggambarkan kemampuan otak untuk secara cepat memproses kedua emosi.

Namun analisis data lacak-nata menunjukkan bahwa mereka menatap wajah orang yang cenderung melaporkan perasaan cinta romantis. Sebaliknya, mereka yang lama memandang tubuh orang cenderung melaporkan hasrat seksual.

Menurut penelitian yang dipublikasikan di Journal Psychological Science edisi 16 Juli itu, pengujian pada perempuan dan laki-laki menunjukkan hasil yang sama. "Paradigma pelacakan mata pada akhirnya bisa menawarkan jalan diagnosis beru untuk praktik klinis harian atau pemeriksaan klinis rutin dan terapi psikiatri dan atau pasangan," kata penulis studi lain, John Cacopio, Profesor dan Direktur Center for Cognitive and Social Neuroscience di University of Chicago. (ans: Ant)

No comments:

Post a Comment